|
|
Topik pembicaraan tentang sinetron Indonesia memang tak ada habisnya. Mulai dari kualitas produksi, jalan cerita dengan konflik kisah cinta segitiga, rebutan warisan, anak haram hingga penyakit lupa ingatan, sampai kepada stereotipe karakter-karakter yang ada di dalamnya.
Untuk membedakan karakter dalam (semua) sinetron, sering kali kita menemukan sebuah rumus yang itu-itu saja tanpa ada perkembangan atau variasi lainnya. Pernahkah kamu perhatikan bagaimana karakter Ibu tiri di sinetron A bisa sungguh mirip dengan karakter Ibu tiri di sinetron B (dan juga sinetron C, D, E dan seterusnya) ? Pernahkah kamu mencoba cari tahu jawabannya? MBDC akan mempermudah hidupmu dengan menjawab pertanyaan tersebut.
Di bawah ini adalah beberapa rumus pengkarakteran yang nampaknya sudah menjadi standarisasi pada (semua) sinetron Indonesia.
Orang Kaya |
Kalau ibu-ibu biasanya bajunya daster terus kerjaannya kalau nggak tukang gado-gado, tukang jahit atau sejenisnya. Rambutnya disanggul atau dibiarkan terurai. Kalau bapak-bapak biasanya pake sarung sama kaos oblong, minumnya teh manis.
Baju SMU yang kecil dengan rok agak ketat dan pendek. Kaos kaki berwarna warni dengan aksesoris rambut yang berwarna warni juga. Lengannya digulung sedikit terus kalau anak orang kaya biasanya ke sekolah naik mobil BMW.
Biasanya bapak-bapak bersahaja yang berkumis dengan rambut rapih. Kacamata optional (agak susah karena sering refleksi lampu shooting). Baju jas dokter dengan stetoskop yang melingkar di lehernya.
Mbak-mbak muda yang mukanya agak lumayan bersih, baju suster standard terus biasanya lalu lalang doang di rumah sakit sambil bawa map merah dengan bolpen. Atau kadang bolak balik doang sambil dorong kursi roda orang sakit.
Biasanya potongan bibik-bibik atau mbok-mbok gitu yang ngomongnya agak medok terus kalau pembantu orang kayak biasanya pake baju model baby sitter. Properti yang dipegang kalau nggak sapu, lap ato sambil masak di dapur.
Ini yang selalu muncul di mana-mana tapi gak pernah keliatan jelas. Biasanya orangnya itu-itu aja hanya dibedain dari jenis baju dan warna bajunya. Malah kadang gak nyambung sama sekali. Figuran anak kampus tapi make bajunya kayak mau pergi clubbing atau ke mall. Figuran di café kadang make bajunya kayak mau main ke rumah tetangga. Dan sebagainya.